Halonusantara, Jakarta, 23 April 2025, Tren makanan mewah yang viral di TikTok kembali mengguncang dunia. Kali ini, sebuah cokelat asal Dubai memicu kelangkaan kacang pistachio secara global, menaikkan harga bahan baku tersebut hingga hampir dua kali lipat hanya dalam beberapa bulan terakhir.

Tangkapan layar sebuah video TikTok viral dari pengguna @mariavehera257 yang mencicipi “Dubai Chocolate” berisi pistachio, telah ditonton lebih dari 124 juta kali. Sumber: TikTok @mariavehera257
Cokelat tersebut, bernama “Can’t Get Knafeh of It“ dari Fix Dessert Chocolatier, menjadi fenomena global setelah viral di media sosial. Menggabungkan cokelat susu, krim pistachio, dan serpihan pastry khas Timur Tengah (kataifi), produk ini menjadi primadona baru di berbagai negara. Video ulasan makanan yang menampilkan cokelat ini telah ditonton lebih dari 120 juta kali di TikTok.
Menurut laporan The Guardian (19/4/2025), tren ini memicu lonjakan permintaan global terhadap pistachio. Harga pistachio di pasar dunia naik dari sekitar Rp120 ribu menjadi lebih dari Rp160 ribu per pon (sekitar 450 gram) dalam satu tahun terakhir. Kenaikan ini diperparah oleh buruknya panen pistachio di Amerika Serikat tahun lalu, yang merupakan salah satu produsen terbesar kacang ini.
Tak hanya itu, Iran—produsen pistachio terbesar kedua di dunia—mencatatkan lonjakan ekspor ke Uni Emirat Arab hingga 40% dalam enam bulan terakhir. Namun, peningkatan pasokan ini belum mampu mengimbangi permintaan pasar yang membeludak.
Dampaknya Merambah ke Eropa dan Asia
Efek tren ini terasa hingga ke berbagai belahan dunia. Di Irlandia, toko permen Sugar Plum Sweetery kewalahan memenuhi permintaan setelah meluncurkan versi lokal cokelat viral tersebut. Mereka bahkan mengubah kantor menjadi dapur produksi dan menambah staf secara darurat.
Sementara itu, di Turki, para pembuat baklava—yang mengandalkan pistachio sebagai bahan utama—mulai menghadapi krisis bahan baku. Pemerintah setempat bahkan tengah mempertimbangkan untuk mengimpor pistachio dari Suriah demi menjaga stabilitas produksi kuliner tradisional mereka.
Pelajaran dari Tren Viral: Ekonomi Tak Lagi Lokal
Kasus ini menjadi bukti bahwa tren viral di media sosial tidak hanya berdampak pada gaya hidup, tetapi juga dapat mengacaukan rantai pasok global dan memengaruhi ekonomi lintas negara. Seperti yang dijelaskan oleh Monique Naval, analis senior dari Euromonitor International, “The increasing number of chocolatiers on social media has been driving consumer interest. With FIX’s variety of filled chocolates going viral online, it showcases the growing influence of digital platforms in shaping modern confectionery trends” (FoodNavigator-Asia, 2024). Permintaan massal secara mendadak terhadap satu komoditas menyebabkan ketidakseimbangan pasokan dan kenaikan harga yang signifikan.
Bagi Indonesia—meski bukan produsen utama pistachio—fenomena ini dapat menjadi alarm untuk waspada terhadap risiko pasar global, khususnya terhadap bahan baku impor yang rentan fluktuasi harga. Ketergantungan pada bahan tertentu tanpa diversifikasi bisa berdampak pada sektor kuliner dan makanan olahan.
Dengan potensi besar Indonesia di sektor agrikultur dan kuliner, penting bagi pelaku usaha untuk mulai melirik substitusi lokal yang bisa menggantikan bahan impor seperti pistachio, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah dunia yang semakin terhubung oleh tren digital.
Sumber Referensi:
https://www.ft.com/content/1844d9c9-e4a0-486d-b09c-53e780eff4e1
Penulis: Dhea Tri Arvinta – Mahasiswa Sastra Inggris – Universitas Negeri Semarang
Komentar