Mi Sehat dari Ubi Ungu
Beranda » Blog » Mi Sehat dari Ubi Ungu: Solusi Inovatif untuk Atasi Obesitas Remaja

Mi Sehat dari Ubi Ungu: Solusi Inovatif untuk Atasi Obesitas Remaja

Artikel dengan judul “Kisah Fajri Pria Obesitas 300 Kg yang Meninggal Dunia Makan Mie Instan 3 Bungkus Dianggap Cemilan” menyoroti isu serius terkait obesitas ekstrem, pola makan tidak sehat, dan rendahnya kesadaran akan gizi seimbang. Kasus ini mencerminkan bagaimana konsumsi makanan instan secara berlebihan tanpa memperhatikan nilai gizi dapat berdampak fatal terhadap kesehatan, terutama jika tidak disertai dengan gaya hidup aktif dan perawatan medis yang tepat. Selain itu, kisah ini juga menunjukkan kurangnya perhatian dan penanganan dini terhadap obesitas, baik dari sisi individu, keluarga, maupun sistem pelayanan kesehatan. Hal ini menekankan pentingnya edukasi gizi, intervensi dini, serta peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pola makan dan gaya hidup sehat.

Kondisi tersebut sejalan dengan situasi gizi di Indonesia yang masih menghadapi tiga masalah utama, yaitu stunting (anak tumbuh pendek), wasting (berat badan kurang), dan obesitas (berat badan berlebih). Dari ketiga masalah tersebut, remaja sangat rentan mengalami obesitas (Ainiyah et al., 2022). Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi kejadian obesitas di Indonesia pada remaja usia ≥ 15 tahun dengan indikator lingkar perut perempuan > 80 cm dan laki-laki > 90 cm. Pada tahun 2007 sebanyak 18,8%, tahun 2013 sebanyak 26,6%, kemudian meningkat lagi pada tahun 2018 sebanyak 31%. Sedangkan di provinsi Jawa Timur, prevalensi obesitas sentral usia ≥15 tahun pada tahun 2013–2018 dengan indikator lingkar perut perempuan >80 cm dan laki-laki >90 cm sebanyak 30,38% (Kemenkes RI, 2018).

Adapun faktor penyebab obesitas adalah perubahan gaya hidup seperti peningkatan konsumsi makanan cepat saji (fast food) dan rendahnya aktivitas fisik. Salah satu jenis fast food atau makanan cepat saji yang sering dikonsumsi remaja adalah mie. Pada umumnya mie berbahan dasar tepung terigu sehingga memiliki kadar karbohidrat tinggi tetapi kadar protein, vitamin, dan mineral dalam jumlah sedikit. Maka, perlu adanya inovasi dalam pembuatan mie sebagai solusi permasalahan obesitas pada remaja (Ainiyah et al., 2022). Perlunya inovasi dalam pembuatan mie sebagai alternatif pangan bagi penderita obesitas. Inovasi yang ditekankan disini ialah pembuatan mie kering dengan bahan pangan dengan kadar serat tinggi dan rendah kalori. Salah satu bahan pangan yang dapat digunakan adalah ubi jalar ungu. Ubi jalar ungu diolah menjadi tepung yang kemudian disubstitusikan pada pembuatan mie kering.

Bahan Baku

Dalam 100 gram tepung ubi jalar ungu mengandung karbohidrat sebanyak 83.81%, serat 4.72%, protein 2.79%, lemak 0.81%, kadar air 7.28% dan kadar abu 5.31% (Gionte et al., 2022). Kandungan serat yang tinggi dalam ubi jalar ungu akan mempunyai indeks glikemik yang rendah dan memperlambat proses pengosongan makanan dalam lambung dengan membentuk gel di dalam lambung, dengan cara menyerap cairan. Sehingga gel tersebut dapat memperlambat penyerapan glukosa darah, sehingga kadar glukosa dalam darah dapat menurun (Tyas dan Fauziah, 2025). Berdasarkan uraian tersebut, ubi ungu berpotensi sebagai bahan baku untuk pembuatan mi yang tinggi serat dan dapat menurunkan risiko obesitas jika dikonsumsi.

Proses Pengolahan Mi Ubi Jalar Ungu

1. Pembuatan tepung ubi jalar ungu

Mengapa Kecoak Bisa Mati Dalam Posisi Terbalik?

Diagram alir pembuatan tepung ubi jalar ungu. Sumber: Elwin et al. (2022)

2. Pembuatan mi ubi jalar ungu

Diagram alir pembuatan mi ubi jalar ungu. Sumber: Elwin et al. (2022)

Karakteristik Kimia Mie Ubi Jalar Ungu

Mie kering yang dibuat dengan substitusi tepung ubi jalar ungu memiliki karakteristik kimia yang lebih unggul dibandingkan mie konvensional berbahan dasar tepung terigu. Penambahan tepung ubi jalar ungu terbukti mampu menurunkan kadar lemak, meningkatkan kadar serat, protein, dan karbohidrat kompleks. Menurut Hidayat et al. (2022), kadar lemak menurun dari 0,76% menjadi 0,47% ketika penggunaan tepung ubi ungu ditingkatkan, sehingga mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Kadar protein juga mengalami peningkatan dari 7,48% menjadi 8,29% yang berperan dalam memberikan rasa kenyang lebih lama dan membantu mengendalikan nafsu makan. Selain itu, kadar serat mencapai 14,37% pada formulasi 60% terigu dan 40% ubi ungu, jauh lebih tinggi dibandingkan mie biasa, dan efektif memperlambat pengosongan lambung. Walaupun kadar karbohidrat meningkat, jenis karbohidrat kompleks dalam ubi jalar ungu dicerna secara perlahan sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah secara tiba-tiba. Oleh karena itu, mie ubi jalar ungu tidak hanya bergizi lebih seimbang, tetapi juga berpotensi menjadi pangan fungsional yang mendukung gaya hidup sehat.

Teknologi Pengolahan Mie

Penggunaan teknologi pengeringan oven dalam produksi mi kering sangat penting dalam membantu upaya pencegahan obesitas. Dengan mengeringkan mi dalam oven, kadar air dapat dikurangi secara signifikan, yang memperpanjang masa simpan produk tanpa memerlukan lemak atau gula tambahan yang biasa digunakan sebagai pengawet. Proses ini menghasilkan mi kering yang lebih sehat dan rendah kalori. Efektivitas teknik ini dapat ditingkatkan dengan menambahkan bahan-bahan yang kaya serat dan protein yang dapat meningkatkan rasa kenyang lebih lama dan mengendalikan rasa lapar. Oleh karena itu, pengeringan oven tidak hanya meningkatkan kualitas dan keawetan produk tetapi juga mendukung gaya hidup sehat dan mengurangi risiko obesitas (Salimah et al., 2022). Pada Penelitian Salimah et al. (2022) menunjukkan bahwa hasil analisis menunjukkan bahwa formula F3 (80% tepung terigu, 7,5% tepung kulit ari biji kedelai, dan 12.5% tepung wortel) memiliki kandungan gizi paling optimal dengan kodar protein 11,73 gram, karbohidrat 59,86 gram, dan serat kasor 3,63 gram. Pengovenan juga memiliki pengaruh terhadap kandungan gizi produk, terutama kadar air dan kepadatan zat gizi mie yang dihasilkan. Penurunan kadar air akibat pengovenan menyebabkan peningkatan konsentrasi protein serat, dan karbohidrat kompleks dalam mie

Daftar Pustaka

Ainiyah, N., Supriatiningrum, D. N., dan Prayitno, S. A. 2022. Karakteristik Kimia Mie Basah Substitusi Dari Tepung Jagung, Rumput Laut, dan Umbi Bit. Ghidza Media Journal. Vol. 4(1): 87-101.

Elwin, Shalihy, W., Pratiwi, I., dan Masriani. 2022. Kajian Substitusi Sebagian Tepung Terigu dengan Tepung Ubi Jalar dalam Pembuatan Mie Kering untuk Mendukung Diversifikasi Pangan Lokal. Jurnal Triton. Vol. 13(1): 43-51

Nanoship dan Interaksi Singkat dalam Peluang Hubungan Panjang

Gionte, F., Limonu, M., dan Liputo, S. A. 2022. Karakteristik Dan Daya Terima Flakes Berbahan Dasar Tepung Ubi Jalar Ungu Yang Di Formulasi Dengan Tepung Bekatul. Jambura Journal of Food Technology. Vol. 4(1): 34-44.

Hidayat, M. N., Pratiwi, E., Putri, A. S. 2022. Kajian Tepung Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas Var Ayamurasaki) Terhadap Fisikokimia dan Uji Organoleptik Mie Kering. Jurnal Mahasiswa. Vol. 1(1): 1-10.

Tyas, S. M. C., dan Fauziah, L. F. 2025. Analisis Zat Gizi dan Mutu Oranoleptik Subsitusi Tepung Ubi Jalar Ungu (Ipomoe Batatas) pada Cookies sebagai Selingan Tinggi Serat untuk Penderita Diabetes Melitus. INSOLOGI: Jurnal Sains dan Teknologi. Vol. 4(1): 65-74.

Salimah, A, Shollkhah, D. M, dan Prayitno, 5. A 2022. Analisis Zat Gizi Mie Kering dengan Substitusi Tepung Kulit Ari Biji Kedelai dan Tepung Wortel (Sebagai Altermatif Pencegahon Obesitas pada Remaja don Dewasa) Ghidza Media Journal. Vol.4(1): 132-145

Penulis : Nasya Awalya Zulfa, Aleyda Rachmi Masykouri, Erna Lucky Indriani, Afrin Fadilah, Siti Sarah

Makanan Penyebab Kentut Bau Banget yang Perlu Diketahui

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *